Selasa, 15 November 2011

puisi

cemburu ku
otot tulang dalam darah  mendesir
percikkan sedikit ombak dalam dadamu
mendayung perahu kecil dalam muara penuh kasih
kau dan dia tawarkan kesetiaan siur angin sejuk  sepanjang hasrat
ku pernah jatuh dalam asa cinta
terpuruk sdih nanl layu
cemburuku tak jadi halang lalang hubungan mu
kau senantiasa berlabu,
meski dia tuangkan kekecewaan di jenjang lehermu,
redup-redup gemerlap cahaya lilin
tumpahkan tetesan air dalam labu
bayangmu merekor dalam filasat ku
jangan hantui aku dengan masa lalu
sedih cukuplah,,
pedih berlaga sempurna
menari-nari nakal diatas samudra tangis
tiada bosan lari dalam kejenuhan
sepasang mata menangkap lenguhan kesakitan
menghela nafas sejenak untuk menatapmu
terpejam lihatkan tiram lalu lempar sampan asmara

cinta dan benci
berdendang riang dalam sanubari kecil
telapak kaki menapak serpihan pasir halus
tumit terangkat dalam langkah
guman ludah dalam lidah berdesir
syairkan kata-kata nakal mu
sejentik harapan menguak
sejatinya terlalu berharap
tak kuat ku melihat mu dengan dirinya'
mematahkan ranting-ranting nadi ku
kemudian hanyut derasnya darah yang mengalir
hamparan lensa dalam mata
mentyeruak kata tak bertuan
cemburuku membabi buta
terkapar di antara cinta dan benci
keluhan hati tak henti-hentinya menguak
ruangan amarah menetes dingin dari muluitmu
putuskan benag dalam respon tali silaturahmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar